TATA RIAS PENGANTIN MUA PROFESIONAL HANYA DI sbflash.com TATA RIAS PENGANTIN MUA TERMURAH DI Subang 083122874797
Menurut (Sayoga, 1984) tata rias pengantin ialah suatu kesibukan tata rias
wajah pada pengantin yang bertujuan untuk menonjolkan kelebihan yang ada dan
menutupi kekurangan wajah pengantin. Kecuali berkonsentrasi pada tata rias wajah juga
betul-betul memperhatikan tata rias rambut, keserasian busana dan serta aksesorisnya,
yang setiap-tiap-tiap komponen riasan hal yang demikian mengandung sebuah arti atau makna yang
tertentu sebagai pengungkapan pesan-pesan hidup yang hendak disajikan oleh
kedua mempelai.
Yogyakarta berdasarkan (Yosodipuro, 1996) merupakan pusat kebudayaan
Jawa yang jadi patokan masyarakat Yogya dan sekitarnya. Yogyakarta memiliki
lima gaya corak tata rias pengantin yang dibedakan oleh fungsi, wujud busana
dan tata riasnya yang masing-masing corak memiliki ciri tersendiri. Kelima tata
rias gaya Yogyakarta yakni corak paes ageng atau kebesaran, corak paes ageng
jangan menir, corak Yogya putri atau corak separasan, corak kesatrian ageng, dan
corak kesatrian.
2.2 Pengertian Corak Paes Ageng
Menurut (Yosodipuro M. S., 1996) corak Paes Ageng adalah ialah
tata rias pengantin yang memiliki kedudukan yang tertinggi atau agung. Tata rias
tersebut semula cuma di kenakan oleh putra-putri Sri Sultan pada upacara adat
7
pernikahan yang agung dalam keraton Yogyakarta, seumpama dikenakan pada dikala
upacara panggih pengantin yang dikaitkan dengan pesta resepsi. Busana yang
dikenakan adalah dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Kecuali
itu, tata rias Paes Ageng juga sudah diaplikasikan oleh para penari Bedhaya keraton
Yogyakarta.
Tata rias corak Paes Ageng mempunyai ciri khas pada wujud alis menjangan
ranggah, jahitan mata, hiasan pada dahi dan menggunakan busana kebesaran
yaitu kampuh dodot. Meski pakem Paes Ageng merupakan calon pengantin
mesti dikerik, diwujudkan cengkorongan yang kemudian diisi pidih, prada pada hiasan
wajib dipasang satu persatu, menggunakan sanggul bokor mengkurep, alis
menjangan ranggah dan mengaplikasikan busana kebesaran merupakan kampuh/ dodot.
Ekspresi wajah pada corak ini ditunjukkan sebagai wanda luruh berarti raut
wajah yang hening. Ekspresi pada wanda luruh pada rias pengantin adalah
simbol atas wujud paes ageng yang melengkung kebawah. Dikala ini bermakna
wanita seharusnya memiliki sifat lembut dan menunduk atau tumungkul (Jawa), sebab
sifat kelembutannya terpancar menjadi jiwa seorang wanita yang berbudi luhu
(wanita kang utomo). Makna Paes upaya untuk mempercantik diri agar bisa
buang jauh-jauh perbuatan buruk dan menjadi orang sholeh dan dewasa.
Riasan menjadi suatu pujian Keraton Yogyakarta yang tidak
diizinkan untuk menggunakan eyeshadow dan blush on, hal ini bertujuan untuk
menjaga keautentikan wajah pengantin Putri. Atas upaya empu perias pengantin
Keraton dan restu Sultan Hamengkubuwono XI, tata rias Paes Ageng telah
8
menyesuaikan dengan perkembangan zaman yakni diperkenankannya
memakai eyeshadow dan blush on, sehingga rias pengantin putri lebih cemerlang
dan bersinar. Saat ini disokong oleh pabrik kosmetik yang mulai beredar
dipasaran
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, pemikiran
masyarakat mulai berubah pantas perkembangan zaman. Masyarakat mulai
meninggal faktor-elemen estetika, makna dan filosofi yang dahulu dikontrol teguh.
Sekarang ini masyarakat lebih menyenangi hal-hal yang instan dan praktis, tidak rumit dan
tak sabar dengan hal yang bersifat tradisional. Ketidaksabaran masyarakat
hal yang demikian dapat memberi dampak wujud kultur daerah yang menutup kemungkinan
kultur hal yang demikian akan mengalami pergeseran arti simbolis yang terkandung
didalamnya. kini tata rias Paes Ageng dikembangkan menjadi tata rias
Paes Ageng Modifikasi yang diistilahkan suatu riasan merubah atau
mengoptimalkan sebuah tata rias Paes Ageng menjadi lebih menarik tanpa
9
meninggalkan unsur kesahihan dari tata rias tersebut. Sebagai contoh modifikasi
pada riasan Paes Ageng ini merupakan serbuk emas pada prada diganti dengan prada
imitas (sudah jadi), penerapan bindi sebagai substitusi cithalik, pakaian yang
dipakai telah modern (kebaya maupun gaun) sebagai penggani dodot, dan
penggunaan ceplok atau bunga sritaman dapat diganti dengan bunga mawar yang
dicampur baby breath. Pakem yang harus dalam tata rias ini tak boleh
dilanggar bagi seorang perias. Paes Ageng juga telah mencontoh
perkembangan zaman dengan tetap mempertahankan pakem yang telah ada,
hampir 60 %, sedangkan seperti itu tata rias Paes Ageng tetap tidak boleh diubah.
Simbol adalah sesuatu yang mempunyai arti menurut ketetapan bersama
dalam suatu masyarakat. Simbol dan fungsi tiap-tiap-tiap elemen pokok tata rias pengantin
mempunyai makna untuk memegang tingkah pelaku budaya saat hidup
dilingkungan bermasyarakat. Memahami arti simbolis faktor tata rias pengantin
bukan saja memperdalam ilmu pengetahuan mengenai tata rias pengantin, melainkan
10
juga melestarikan budaya dan tata krama yang telah diwariskan oleh para leluhur,
sebab kebudayaan daerah yaitu bagian dari kebudayaan yang seharusnya
dilestarikan. Sehubungan dengan hal itu, melihat pentingnya arti simbolis yang
terkandung disetiap faktor-faktor tata rias, sehingga perlu dilestarikan supaya
generasi penerus bangsa masih konsisten mempelajari makna simbolis hal yang demikian.
Web link kami ;
https://tebangpohon.sbflashservices.com/
https://potongpohon.blogspot.com/
https://jasatebangpohon.space/
https://jasakuras.karyarakyat.com
https://rawatankolam.karyarakyat.com
https://jasapaving.karyarakyat.com/
https://papannama.karyarakyat.com/
https://jasapasangkeramik.karyarakyat.com/
https://jasaaktakelahiran.com/
https://birojasastnksleman.my.id/
https://nasibox.sbflashfood.com/
https://kuekering.sbflashfood.com/
https://sodaqoh.karyarakyat.com
https://belanja.karyaanaknegeri.com/
https://store.bantulfamily.com